Bantuan dariNya pun menyapa. Teman penelitianku bersedia mengantikanku ke maros. Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, saya menghadiri undangan itu.
Perkiraanku tidak meleset. Saya tau, untuk dilantik jadi anggota Regu Pandu, tidaklah mudah. Ada jalan yang panjang yang harus dilalui. Dan saya menerima tantangan itu. Peluh yang terasa, keringat yang bercucuran, lelah, pegal, tidak menghalangiku meneruskan perjalanan ini. Jalan yang panjang, setidaknya buat orang pincang sepertiku. Keinginan ini tak tertahankan, semangat ini sedang terbakar, demi untuk sebuah cita-cita “berada di barisan paling depan mujahidah” saat perang nanti. Sedikit lagi, satu langkah kan ku tempuh. Satu langkah dari entah berapa langkah. Tugas ini berat, menurutku. Butuh komitmen dan konsisten yang tinggi. Ada putus asa sempat terbersit, tapi itu hanya sebentar, mengingat kerelaan seorang ukhti untuk menggantikanku di tempat lain. Agar aku bisa berada di sini, menempuh jalan panjang ini.
Ada air mata yang saling berdesakan ingin keluar karena terharu. Ya Allah… kekuatan seperti ini tentu saja dariMU. Saya melihat kakiku, dia baik-baik saja. Bahkan sakit yang biasanya muncul karena perjalanan jauh, tidak kurasakan kini. Air mataku semakin semangat untuk keluar... tapi kutahan.
Jalan panjang itu berhasil juga kulalui dengan stempel luka yang masih setia di kaki kiriku. ALLAHU AKBAR! Bersama lima akhwat yang lain, saya melangkah, satu anak tangga untuk sebuah cita-cita. Dan kalimat hamdalah tak lepas dari bibirku.
By :noerlyn-01@yahoo.com
0 komentar:
Post a Comment